Kalau kita melirik pada kalender masehi : 30 Juli 2008 yang berwarna merah, pasti kita akan melirik keterangan di sudut kiri kalender yang tertera "Peringatan Isro' Mi'roj ".
Biasanya pada bulan Rajab ini, umat Islam khususnya di Indonesia memperingatinya. Mereka berbondong ke masjid, mushola atau lapangan dimana tempat tersebut mengadakan peringatan peristiwa diluar nalar manusia dan bukti dari kebesaran Allah SWT.
Peristiwa di mana Nabi Muhammad SAW, dalam suatu malam melaksanakan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan dengan bimbingan Jibril beliau mendapatkan gambaran tentang tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
Seperti apa yang tertulis dalam QS 17 ayat 1 sbb:
artinya: " Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya [1] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Melaksanakan peringatan Isro’ Mi’roj bukan semata-mata kegiatan seremonial belaka, tetapi mempunyai arti penting selain sebagai syiar agama juga diharapkan akan melahirkan dan mengilhami nilai–nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman untuk menyempurnakan perjalanan hidup sehari-hari menuju kebahagiaan kehidupan di dunia dan di akherat kelak.
Perjalanan suci Nabi Muhammad SAW dapat mengilhami perubahan pola pikir manusia di bidang pengembangan ilmu dan teknologi saat ini.
Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW telah banyak memberi pelajaran dan wawasan masa depan yang dapat dipetik sebagai suri teladan baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perjalanan spritual beliau, diawali dengan ujian berat dimana Nabi Muhammad SAW yang baru saja ditinggal wafat istri tercitanya Chodijah dan kemudian disusul kematian pamannya Abu Tholib, namun semua keprihatinan itu menjadikan beliau semakin dekat kepada Allah SWT. Sehingga sejarah mencatat tahun tersebut sebagai tahun duka- tahun keprihatinan.
Dengan demikian pelajaran ini dapat dijadikan sebagai modal motivasi dalam mengatasi masalah-masalah kehidupan bangsa saat ini yang mengharuskan untuk sungguh-sungguh berfikir jernih disertai pendekatan diri secara mendalam kepada Allah SWT.
Biasanya pada bulan Rajab ini, umat Islam khususnya di Indonesia memperingatinya. Mereka berbondong ke masjid, mushola atau lapangan dimana tempat tersebut mengadakan peringatan peristiwa diluar nalar manusia dan bukti dari kebesaran Allah SWT.
Peristiwa di mana Nabi Muhammad SAW, dalam suatu malam melaksanakan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan dengan bimbingan Jibril beliau mendapatkan gambaran tentang tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
Seperti apa yang tertulis dalam QS 17 ayat 1 sbb:
سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلاً۬ مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِى بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُ ۥ لِنُرِيَهُ ۥ مِنۡ ءَايَـٰتِنَآ*ۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
artinya: " Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya [1] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Melaksanakan peringatan Isro’ Mi’roj bukan semata-mata kegiatan seremonial belaka, tetapi mempunyai arti penting selain sebagai syiar agama juga diharapkan akan melahirkan dan mengilhami nilai–nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman untuk menyempurnakan perjalanan hidup sehari-hari menuju kebahagiaan kehidupan di dunia dan di akherat kelak.
Perjalanan suci Nabi Muhammad SAW dapat mengilhami perubahan pola pikir manusia di bidang pengembangan ilmu dan teknologi saat ini.
Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW telah banyak memberi pelajaran dan wawasan masa depan yang dapat dipetik sebagai suri teladan baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perjalanan spritual beliau, diawali dengan ujian berat dimana Nabi Muhammad SAW yang baru saja ditinggal wafat istri tercitanya Chodijah dan kemudian disusul kematian pamannya Abu Tholib, namun semua keprihatinan itu menjadikan beliau semakin dekat kepada Allah SWT. Sehingga sejarah mencatat tahun tersebut sebagai tahun duka- tahun keprihatinan.
Dengan demikian pelajaran ini dapat dijadikan sebagai modal motivasi dalam mengatasi masalah-masalah kehidupan bangsa saat ini yang mengharuskan untuk sungguh-sungguh berfikir jernih disertai pendekatan diri secara mendalam kepada Allah SWT.
besok ada isro' mi'roj di masjid gw.... maen ke rumah sekalian bareng2 kemasjid yuk.... he..he..
BalasHapusMudah2an hikmah isra' mi'roj melimpahi kita semua.. amien..
BalasHapuswah, udah lama gak ikut acara isra' mi'raj, semakin gede kok semakin menipis saja keimanan saya...astaghfirullah....
BalasHapuswah, udah lama gak ikut acara isra' mi'raj, semakin gede kok semakin menipis saja keimanan saya...astaghfirullah....
BalasHapusGara2 kalenderku di meja kerja tuh bukan kalender Indonesia, aku sampai melongo ketika semua orang bilang hari ini libur. Bingung deh libur apa'an? ternyata Isro' Mi'roj.
BalasHapusNice post mas!
isra miraj...adalah awal perintah solat betul...? ( Zainuddin MZ said )
BalasHapusjadi ingat ma kampung halamam jika menjelang isra' mi'raj
BalasHapusCepet bangeets
BalasHapusJadi terharu nih...maksih yah frens..
BalasHapusRasulullah begitu banyak berjuang demi kita..
Btw, gambar yang dipasang bagus banget...
Allahuma Shall'i ala sayyidina wa maulana Salallahu alaihi Wassalam..
BalasHapusPertebal iman kita..
ampuni dosa2 kami ya Allah..