Sejak Senin tgl. 15 Juli 2008 hingga Sabtu, 19 Juli 2008 bC lagi nungguin si Tole besar menjalani operasi pengambilan PEN yang tertanam pada kaki kirinya sejak 2 tahun yang lalu. Masih membekas dalam memory otakku, kejadian dua tahun yang lalu. Menjelang Magrib, dibawah rintik hujan si Tole pamit untuk shalat maghrib berjamaah di Masjid yang letaknya masih berada di lingkup asrama di mana kami tinggal.
Sebenarnya ibu si tole udah melarangnya, mengingat situasi lagi gerimis. Namun, si tole nampaknya mengabaikan larangan tersebut.
Dengan naik sepeda ontelnya, si tole berangkat ke masjid. Selang 15 menit dari si tole berangkat, tiba-tiba si Jefri temannya mengetuk pintu dan bilang kalau Ghaffaar (nama toleku) jatuh saat ambil wudhu terpeleset dan tidak bisa berdiri.
Secepat kilat Ibu tole ngebut dengan shogunnya menuju ke masjid, kemudian membawa si tole pulang ke rumah.
Aku dan ibunya tole mengendongnya dan membaringkan di tempat tidur.
Saat aku lihat paha kirinya membengkak dan tidak bisa digerakkan, aku segera membawanya ke UGD RSAL.
Setelah menjalani pemeriksaan, dokter menyodorkan hasil rontsen.
"Astaghfirullah...." paha kiri si tole mengalami patah tulang, untungnya tidak mencuat. Selama 20 hari si tole menjalani perawatan setelah operasi di RSAL.
Kejadian itu membuat kami trouma, apalagi kalau melihat si tole kecil yang lebih gesit dari kakaknya... bertingkah.
Mudah-mudahan ini adalah cobaan yang pertama dan yang terakhir, semoga membawa hikmah bagi kami untuk selalu hati-hati menjaga anak-anak kami.
Mohon do'a dari rekan-rekan blogger, semoga si tole besar lekas sembuh dan bisa mengikuti pelajaran sekolah... amien.
Sebenarnya ibu si tole udah melarangnya, mengingat situasi lagi gerimis. Namun, si tole nampaknya mengabaikan larangan tersebut.
Dengan naik sepeda ontelnya, si tole berangkat ke masjid. Selang 15 menit dari si tole berangkat, tiba-tiba si Jefri temannya mengetuk pintu dan bilang kalau Ghaffaar (nama toleku) jatuh saat ambil wudhu terpeleset dan tidak bisa berdiri.
Secepat kilat Ibu tole ngebut dengan shogunnya menuju ke masjid, kemudian membawa si tole pulang ke rumah.
Aku dan ibunya tole mengendongnya dan membaringkan di tempat tidur.
Saat aku lihat paha kirinya membengkak dan tidak bisa digerakkan, aku segera membawanya ke UGD RSAL.
Setelah menjalani pemeriksaan, dokter menyodorkan hasil rontsen.
"Astaghfirullah...." paha kiri si tole mengalami patah tulang, untungnya tidak mencuat. Selama 20 hari si tole menjalani perawatan setelah operasi di RSAL.
Kejadian itu membuat kami trouma, apalagi kalau melihat si tole kecil yang lebih gesit dari kakaknya... bertingkah.
Mudah-mudahan ini adalah cobaan yang pertama dan yang terakhir, semoga membawa hikmah bagi kami untuk selalu hati-hati menjaga anak-anak kami.
Mohon do'a dari rekan-rekan blogger, semoga si tole besar lekas sembuh dan bisa mengikuti pelajaran sekolah... amien.